top of page

Cari Kerja Itu Gampang!


Setiap kali saya bertanya kepada pencari kerja, apakah cari kerja itu gampang ? jawabannya selalu layaknya koor yang kompak menjawab 'susaaahhhh'. Padahal, menurut logika saya sebagai seorang pemberi kerja, sebenarnya cari kerja itu (harusnya) gampang. Kenapa? karena semua recruiter dari perusahaan manapun yang saya temui pasti memiliki keluhan yang sama bahwa mencari karyawan itu susah!Nah, kalau gitu salahnya dimana?

Mungkin jawabannya sedikit banyak saya temukan minggu lalu saat saya mengikuti bursa kerja (a.k.a job fair) Integrated ITB Career Days atau bahasa ngetopnya 'Titian Karir ITB 2016'. Tidak bisa dipungkiri acara ini merupakan salah satu University Career Fair yang bisa dibilang paling lama, paling ngetop dengan target market yang sudah tersegmentasi dengan baik. Baik dari sisi pemberi kerja maupun pencari kerja. Pesertanya pun berjumlah puluhan ribu dihadiri oleh sebagian besar mahasiswa dari segala penjuru Indonesia.

Saya ingat awal kita join 4 tahun yang lalu, peserta yang mengantri di booth kita mengular begitu panjangnya sampai panitia kerepotan berusaha untuk mengarahkan para pencari kerja yang mengantri, demikian juga di booth-booth perusahaan ternama. Fenomena antrian adalah pemandangan yang wajar. Tapi setelah saya amati, kenapa terjadi antrian? Apa sih yang menyebabkan para job hunters tersebut rela mengantri hampir sejam layaknya mau masuk wahana di Dunia Fantasi?

Karena ternyata, di akhir antrian tersebut, aktivitas yang mereka lakukan pada dasarnya hanyalah memasukkan data pribadi mereka ke database perusahaan. Catat: hanya memasukkan data pribadi ke database! Suatu hal yang (sebenarnya) di era digital jaman sekarang seharusnya bisa saja dengan mudah dilakukan tanpa harus susah-susah ke job fair baik dengan cara memberi link yang bisa dibuka sang pencari kerja sehingga aktivitas memasukkan data pribadi tersebut bisa dilakukan ataupun masuk saja ke ke website perusahaan dan apply via online.

Oleh karena itu Unilever sejak 2 tahun terakhir sudah mencoba men-utilize online platform sehingga para pencari kerja di Titian Karir bisa lebih leluasa memasukkan data mereka sendiri via online dengan hasil yang sama memuaskannya daripada membiarkan orang antri berjam-jam untuk suatu hal yang mudah.

Dan fenomena yang lebih aneh lagi, meski antrian di booth itu mengular panjang, banyak dari company host (baca: representatif perusahaan) yang berdiri-diri di depan booth mereka sebenarnya menganggur di hadapan para pencari kerja yang pasif pasrah mengular di antrian tadi.

Saya sebagai wakil dari perusahaan pastinya memiliki ekspektasi. Bahwa saya sudah menghabiskan puluhan (bahkan ratusan) juta untuk investasi di sewa dan produksi booth, mobilisasi karyawan di akhir minggu untuk menjadi both host. Ekspektasi saya adalah bahwa saya bisa mengidentifikasi calon karyawan dengan potensi yang baik untuk saya rekrut. Tapi, bayangkan bagaimana saya bisa mengidentifikasi calon karyawan berpotensial tersebut jika interaksi saya di job fair dengan mereka hanya sebatas data yang notabene saya sudah memiliki lebih dari cukup di kantor ? Oleh karena itu, izinkan saya untuk memberikan sedikit tips yang mungkin bisa dipertimbangkan untuk para pencari kerja yang hadir di job fair.

  1. Berinteraksilah dengan company host (representatif perusahaan yang ada di booth. Tugas utama mereka adalah mencari calon karyawan berpotensial. Bagaimana mereka bisa mengetahui potensi anda jika yang anda lakukan hanya berdiri manis di antrian tanpa berusaha untuk memulai pembicaraan dengan mereka, ataupun sekedar bertanya-tanya hal-hal yang mungkin bisa membuat anda menjadi 'menarik' di mata mereka.

Gunakan kesempatan ini untuk menjual kelebihan diri anda yang mungkin relevan dengan apa yang dicari oleh perusahaan tersebut. Hindari closed ended interaction seperti : 'mas, saya boleh ambil brosurnya?' 'mba, lowongan yang dibuka apa saja?' 'mas, Unilever itu perusahaan apa sih?' Pertanyaan seperti itu adalah pertanyaan basa-basi yang buat kita males jawab. Carilah pertanyaan yang menjalin 'instant connection' dengan perusahaan misalnya pertanyaan seputar berita terakhir yang ada di media ttg perusahaan tersebut, sharing interaksi yang pernah anda lakukan dengan perusahaan tersebut (misalnya: pernah company visit, pernah ngobrol dengan alumni yang datang di universitas, pengguna setia produk kita, etc).

  1. Do your homework - Biasakan sebelum pergi ke job fair untuk melakukan riset dan menargetkan perusahaan apa yang menjadi target anda. Jangan sampai tujuan anda ke job fair hanyalah untuk memasukkan CV ke semua perusahaan yang ada dan berharap dipanggil. Saya jamin pasti sia-sia. Lebih baik targetkan beberapa perusahaan sesuai minat anda, dan jalin interaksi yang mendalam dengan perusahaan tersebut. Luangkan waktu yang cukup untuk menjalin hubungan dengan company host di booth tersebut. Jika sepertinya mereka lagi sibuk, coba datang lagi dan lagi sampai mereka kenal anda. Kalau perlu, datanglah tiap hari selama 3 hari berturut-turut sehingga mereka tahu anda benar-benar gigih menginginkan pekerjaan ini.

  2. CV jangan lebih dari 1 halaman - hal ini basic, tapi masih banyak pencari kerja di luar sana yang baru lulus dan memiliki CV yang berlembar-lembar. Recruiter hanya menghabiskan waktu mereka paling banyak 2-3 menit untuk memutuskan apakah anda akan lanjut ke tahap selanjutnya atau tidak. Harusnya tidak ada alasan lagi bagi anda untuk memiliki CV yang jelek dan berlembar-lembar. Ini era digital bung, silahkan tanya ke Mbah Gugel dan masukkan keyword 'membuat cv yang baik' dan niscaya pasti ada beberapa contoh yang bisa dijadikan pembanding baik dan buruk. CV adalah bahan jualan anda.


You are a product on its own. Treat yourself as a brand. Make sure that you are well represented in the CV that you've written.


4. Simplicity is key. Tidak usah memberikan ijazah, foto 3x4, transkrip, akte lahir, atau apapun jika tidak diminta. Tidak perlu memasukkan CV dalam amplop (karena jadi susah dibuka), apalagi menstaples surat-surat tersebut di bagian depan sehingga menutupi CV yang hendak diberikan. Simpan saja dulu semuanya - sayang mas, fotokopi mahal..

CV will get you the interview, whilst interview will get you the job

5. Datanglah ke job fair di tahun kedua atau ketiga masa kuliah. Sebagai mahasiswa ITB yang bisa masuk secara gratis ke ITB Career Days ini - saya sarankan semua mahasiswa untuk datang di tahun ke2 dan ke3 dari masa kuliah. Ataupun jika bukan anak ITB, investasi sebesar Rp 25.000,- bisa menghasilkan investasi yang berlipat-lipat kedepannya. Kenapa? karena dengan begitu anda bisa lebih familiar dengan perusahaan-perusahaan. Bisa menjalin hubungan tanpa ada tekanan harus dapat kerja, bisa mengamati dan mengambil pembelajaran dari pencari kerja. Sehingga anda akan memiliki lebih banyak senjata dan bisa mempersiapkan diri lebih matang dan menjadi generasi siap kerja.

Sekian catatan pinggir dari saya. Semoga ini bisa membantu siapapun diluar sana dalam mempersiapkan diri mereka lebih baik lagi dalam menghadapi dunia kerja. Memiliki pendapat atau saran? Saya tunggu komentar anda di bawah.

Published on November 2, 2016


24 views0 comments

Recent Posts

See All
Post: Blog2_Post
bottom of page