Let's Love More and Judge Less : catatan seorang wanita bekerja untuk wanita lainnya di hari wanita
- purposefinderid
- Mar 8, 2017
- 3 min read
Updated: Nov 26, 2021

Pagi ini saya ke Pasar Modern BSD sebelum ke kantor untuk seperti biasa ke warung kopi langganan saya. Sembari menunggu kopi diseduh saya memperhatikan sekelompok ibu-ibu yang sedang asyik bercengkrama dan bersenda gurau dengan lepas. Melihat pemandangan itu terbesit di pikiran saya sedikit rasa campur aduk mungkin antara iri, sinis, sirik, sesaat sebelum saya tersadar dan mencoba melawan pikiran negatif tersebut.
Ya, iri karena saya adalah wanita bekerja yang harus masuk kantor secepatnya. Sirik karena terpikir kenapa saya tidak bisa menjadi ibu RT yang (sepertinya) bisa tertawa lepas di pagi hari jam 8. Perasaan sinis karena (sok) merasa bahwa saya lebih (sok) penting karena saya (sok) punya harga diri lebih karena bekerja.
Kopi sudah dibeli dan saya melangkah lagi ke sebuah kedai lain buat beli roti srikaya (iya, bekal sarapan ke kantor saya banyak hehehe), saya melihat lagi seorang ibu yang asyik duduk melihat HP dengan anak balita dan susternya yg lagi heboh menjaga supaya si anak tidak jatuh karena sedang berdiri di meja. Dan sekali lagi pikiran (buruk) saya melintas dan menyalahkan si ibu yang kurang berbagi peran dengan sang suster. Tapi saya kemudian menyadari dan segera menepis anggapan saya cepat-cepat.
Setelah dua kejadian tersebut saya merenung bahwa sepagi ini saja betapa mudah saya sebagai seorang perempuan menjatuhkan stereotype/judgment kepada sesama perempuan hanya dengan melihat sekelumit adegan kehidupan tanpa mencoba memahami apa cerita dibalik ibu-ibu tadi. Padahal dari semuanya, sebagai sesama perempuan (dan sesama ibu-ibu) seharusnya sayalah yang paling berempati terhadap sesama perempuan dan bukannya malah menambah keruh perbandingan tak kunjung akhir antara ibu bekerja vs. ibu rumah tangga. Bahwa kita semua sudah memiliki tempatnya masing-masing di masyarakat tanpa harus memiliki stigma apapun yang melekat di pilihan apapun kehidupan kita.
Mungkin saja sekelompok ibu-ibu tadi banyak yang berprofesi sebagai pemilik bisnis online, penulis blog, atau pekerja yang masuk di siang hari dan kebetulan saja menghabiskan waktu pagi hari mereka di kedai kopi. Mungkin saja si ibu dari anak balita yang saya lihat tadi semalaman begadang karena anaknya bangun tengah malam dan rewel sehingga dia memilih untuk menyerahkan pengasuhan 100% ke susternya di pagi ini sementara dia rehat sejenak menyeruput kopi.
Betapa mudahnya kita menjudge orang berdasarkan apa yang kita lihat dari luar atau bahasa kerennya memiliki unconscious bias. Perilaku ini muncul secara tidak sadar karena kita menilai orang berdasarkan asumsi dan bukan fakta. Jika tidak kita sadari, maka perilaku ini akan memunculkan stereotip-stereotype yang seringkali salah dan saya yakin kita sendiri bahkan mungkin pernah menjadi korbannya.
Stereotype lead to prejudice and prejudice leads to discrimination. Stereotype hold people back, damage society and destroy brands (The Unstereotyped Mindset - Study Unilever, January 2017)
Bayangkan betapa tidak nyamannya jika orang melihat anda sudah dengan label-label tertentu yang menurut anda belum tentu benar. Bahwa perempuan tidak bisa bekerja di bidangnya 'laki-laki', bahwa laki-laki pasti tidak sensitif, bahwa Gen Y tidak becus memimpin yang lebih tua, bahwa orang batak pasti bersuara keras dan orang jawa lemah lembut, dan masih banyak lagi. Saya yakin kita semua pernah mengalami saat dimana kita sudah dilabel hal tertentu yang pada akhirnya orang memiliki persepsi yang salah tentang kita dan mengakibatkan kita harus melepaskan kesempatan yang seharusnya bisa menjadi milik kita.
So, pada akhirnya jika kita sendiri tidak mau diberikan label yang salah, ada baiknya juga jika di momentum International Women's Day yang jatuh pada hari ini (8 Maret) kita semakin mengontrol pikiran, stigma dan persepsi kita dengan mengecek semua fakta yang ada sebelum melakukan apapun untuk memiliki paradigma baru dalam melihat kehidupan. Karena hanya dengan paradigma yang baik, maka cara kita memperlakukan sesama niscaya akan menjadi lebih baik.
Happy International Women's Day 2017 - Let's Love More and Judge Less!
Published on March 8, 2017 https://www.linkedin.com/pulse/lets-love-more-judge-less-catatan-seorang-wanita-bekerja-irma-erinda/
Comments