Pernah mendengar tentang kelas Zumba? Tapi tahukah anda fakta seru bahwa sejak olahraga group fitness Zumba diperkenalkan oleh Beto Perez di thn 2001, Zumba adalah jenis olahraga yang sudah merambah 185 dari total 197 negara yang ada di dunia. Bahwa setiap minggu ada sekitar 14 JUTA orang yang menghadiri kelas Zumba di 140,000 lokasi di seluruh dunia.
Banyak sekali jenis olahraga group fitness yang muncul jadi trend seperti Sh’Bam, Taebo, atau yang akhir-akhir ini naik daun yaitu Soul Barre dan Pound Fit, tapi sepertinya tidak (belum) ada yang penetrasinya semassive dan semendunia Zumba. Zumba sendiri mengklaim bahwa dia adalah the largest branded fitness company in the world.
Saya sendiri adalah salah satu pengikut setia kelas Zumba dan kebetulan beberapa minggu yang lalu memiliki kesempatan untuk ikut kelas sertifikasi yang di-host sendiri oleh pendiri Zumba yaitu Beto Perez. Karena pada dasarnya tidak tahu tentang cerita dibalik layar Zumba, awalnya biasa aja ikut kelasnya. Keren dan engaging banget sih kelas yang dia host. Dia bawa DJ sendiri dan lagunya non-stop mix dari Latin, Reggaeton, Merengue, Salsa, sehingga terasa seperti full-party-in-da-haus. Gerakannya mudah diikuti, entourage yang dia bawa (yang jadi instructor Zumba biasanya segambreng ga cuma satu aja) OK banget dari sisi penampilan, kostum, full energy sehingga membuat 150an orang yang ikut dalam Zumba Party tersebut tidak merasa seperti sedang berolahraga.
Tapi hal luar biasa yang saya dapatkan hari itu adalah lebih dari sekedar sertifikat untuk menjadi instructor Zumba, hari itu saya mendapatkan sharing cerita pengalaman berharga dari Beto Perez sendiri sebagai ‘penemu’ Zumba tentang bagaimana dia membangun bisnis tarian yang mendunia. Beto, yang ternyata baru pertama kali datang ke Indonesia – bercerita tentang filosofi dan resep repeatable model dari Zumba sehingga bisa menjadi business model yang sudah terbukti sustainable selama lebih dari 26 tahun.
Filosofi 1. Dream Big
Berasal dari keluarga miskin di Cali, Colombia, Beto kecil sudah memiliki mimpi bahwa dia ingin menjadi seperti John Travolta di film Grease. Dibesarkan di culture Amerika Latin dimana menari adalah bagian dari kehidupan mereka (mungkin seperti bagaimana layaknya culture Dangdut-an di Indonesia kali ya?) Mimpinya begitu kuat sehingga dia mulai jadi koreografer, mengajar kelas aerobic, ikut kompetisi Lambada, dan akhirnya berani nekat pergi ke Amerika seorang diri saat dia baru berumur 15 tahun dan tidak bisa Bahasa Inggris sedikit pun untuk mengadu nasib dan mewujudkan mimpinya.
Filosofi 2. Put People First
Zumba diciptakan sebenarnya berasal dari sebuah ketidaksengajaan – karena ternyata saat orang menari dengan diiringi oleh musik Latin, maka dia mengamati bahwa banyak orang larut menikmati pengalaman tersebut tanpa merasa bahwa dia sedang berolahraga, tanpa merasa bahwa terlalu banyak aturan, gerakannya mudah, bahwa ini adalah suatu bentuk ekspresif yang jika dikemas dengan baik sebenarnya adalah suatu bentuk olahraga yang bisa membawa manfaat bagi tubuh. Karena itu dia menekankan bahwa Zumba itu haruslah mudah, bisa diikuti semua orang muda ataupun tua, dan konsepnya setiap kelas adalah ‘Zumba Party’ yang dimana orang tidak peduli gaya gerakan kita benar atau tidak, yang penting adalah semua orang have fun dan bersenang-senang.
Filosofi 3. Lupakan ego pribadi, everybody is superstar
Di kelas Zumba, ternyata entourage yang saya sebutkan tadi diatas itu juga termasuk dalam filosofi penting di Zumba – yaitu memberikan kesempatan kepada semua orang untuk menjadi superstar dan memiliki moments mereka masing-masing. Karena itu, lead instructor seringkali berganti-ganti disesuaikan dengan spesialis dari setiap orang. Jika memang ada orang yang jago Salsa, maka dia akan memimpin saat lagunya Salsa, sedangkan saat lagunya Merengue akan berganti lagi. Oleh karena itu, no wonder bahwa semua orang merasa feel good dan terinspirasi untuk menjadi Zumba instructor.
Hal ini juga diaplikasikan di perusahaan induk Zumba. Salah satu hal yang saya perhatikan waktu Beto sharing ttg Zumba Fitness, LLC sebagai corporations – bahwa di perusahaan tersebut ada 3 co-founders dimana Beto hanya duduk sebagai Creative Director, sedangkan CEO dan COO nya dipegang oleh orang lain (Alberto Perlman dan Alberto Aghion). Tentunya seringkali orang yang menjadi penemu seringkali ingin menjadi CEO / COO dari perusahaannya dia, tapi sepertinya, salah satu sukses Zumba mendunia mungkin karena Beto rela untuk legowo menyerahkan soal bisnis dan berkolaborasi dengan orang lain yang mungkin lebih ahli di bidang bisnis dan untuk Beto fokus untuk menjadi global ambassador of Zumba dan jadi chef di belakang semua koreografi.
Filosofi 4. Passion, Patience, and Persistence
Tidak ada bisnis yang instan dalam meraih kesuksesan. Saat Zumba baru di launch di 2001, Beto bercerita bagaimana saat bisnis sudah mulai naik, tiba-tiba dihantam oleh tragedy 9/11 di USA yang tentu saja langsung membuat fokus orang teralihkan. Untung saja, tidak berapa lama Zumba Fitness berhasil membuat kolaborasi dengan General Mills yang akhirnya membuat mereka kembali naik daun. Namun, seiring dengan pasang surutnya dunia bisnis, Beto mengatakan bahwa setidaknya baru setelah 20 tahun berusaha dari awal sejak dia launch bahwa Zumba itu berhasil sukses mendunia. It takes passion, patience, and persistence untuk tetap konsisten melakukan satu hal secara baik terus menerus di dunia bisnis sebelum meraih hasil yang terlihat semua orang.
Selain dari beberapa filosofi tentang Zumba yang saya pelajari dari Beto, saya sebenarnya juga penasaran – apa sih business repeatable model dari Zumba yang membuat dia bisa sebegitu kerennya? Dari hasil 2 hari saya belajar untuk jadi instruktur, saya juga sambil menyelam minum air mencoba untuk menyimpulkan beberapa hal yang menjadi sumber kesuksesan Zumba sebagai business repeatable model (yang semoga, suatu hari nanti dari Indonesia bisa juga menelorkan kreasi bangsa yang bisa mendunia juga, AMIN!)
Zumba Business Repeatable Model (kesimpulan ala iRma)
1. Creating community of practice (ZIN to ZES)
Zumba menciptakan community of practice dimana terdapat didalamnya adalah ZIN (Zumba Instructor Network – semua orang yang sudah bersertifikasi dan membayar bulanan untuk boleh menggunakan brand Zumba untuk mengajar) dan ZES (Zumba Education Specialist) yaitu satu layer lagi di atas ZIN yang sifatnya eksklusif. Secara reguler tahunan mereka juga mengadakan ZINCON (Zin Convention) dimana semua ZIN sedunia berkumpul dan seru seruan bareng bintang tamu kelas dunia seperti Shaggy, Wyclef Jean, dll untuk Zumba Party bersama.
2. Repeatable model to ensure consistency of delivery (Zumbagram, Movements, Music)
Semua orang pecinta Zumba pasti bisa membedakan mana kelas Zumba dan mana dance class biasa – karena ternyata, koreografi Zumba sendiri memiliki ‘resep’ yang sudah terstruktur (Z = MC atau Zumba = Music and Choreography) mengenai konsep intermittent training, konsep Zumba Gram di semua lagu Zumba, konsep movement yang sudah jelas basic steps, combinations, dan variations movement untuk jenis basic Zumba steps seperti Merengue, Salsa, Reggaeton, Cumbia, dll.
3. Create trends to boost revenue thru apparels and accessories
What is business without revenues? Pada akhirnya semua bisnis harus menciptakan uang. Oleh karena itu, semua instructor Zumba sedikit banyak adalah ‘etalase’ berjalan yang trendy dan cool karena mereka mengenakan baju yang keren-keren dan berbagai macam aksesoris Zumba seperti gelang, topi, baju, sepatu, dll.
4. Strong copyrights enforcement, digital network and legal backups
Semua aktifitas Zumba terpusat langsung via website dimana kita semua para instruktur diajarkan filosofi kenapa kita harus menghargai Zumba sebagai brand dan juga di-encourage untuk melaporkan semua bentuk pelanggaran diseluruh dunia tentang penyalahgunaan brand Zumba. Bahkan ada satu case di negara tetangga dimana brand Zumba dipergunakan tidak pada tempatnya di acara TV nasional dan dalam satu minggu saja team Zumba global sudah turun tangan untuk menjaga Zumba sebagai brand.
5. Innovations, Innovations, Innovations
Zumba memiliki banyak sekali jenis yang bisa mengakomodasi untuk semua kalangan. Zumba Kids, Zumba Toning, Zumba Gold, dan bahkan baru saja beberapa tahun yll mereka launch product baru yaitu Strong by Zumba yang merupakan inovasi baru yang membuat Zumba terus menjadi olahraga yang relevan bagi semua penggemarnya.
Menarik sekali khan mengulik lebih jauh tentang Zumba dari sisi bisnisnya ? Terus terang saya merasa bahwa 2 hari yang saya habiskan kemarin menjadi sangat berharga karena saya bisa bertemu langsung dengan orang yang sangat inspirasional seperti Beto Perez yang jarang-jarang ke Indonesia. Apalagi sebagai orang yang sering mengundang pembicara, saya sadar betapa mahalnya jika saya harus membayar Beto hanya untuk menceritakan kisahnya. Pokoknya, cuti kemarin adalah cuti yang sangat bermanfaat, tidak cuma dari sisi bahwa sekarang saya sudah bisa menjadi pengajar Zumba ala-ala (iya, ala-ala karena palingan ngajarnya di kantor sendiri aja dulu pro-bono, hehehehe) tapi juga belajar lebih jauh mengenai nilai kehidupan sambil berangan-angan, satu hari nanti semoga akan ada orang yang bisa membuat filosofi dibalik Dangdut (atau tarian nusantara apapun) dan pada akhirnya akan menjadi global fitness brand ternama yang mendunia. AMIN… (yang kenceng bener!) ..
Punya pendapat, opini, feedback? tulis komen dong dibawah .. I would love to hear your thoughts and opinion! :)
Published on Sep 5, 2017 https://www.linkedin.com/pulse/cerita-bisnis-menarik-dibalik-kisah-sukses-zumba-fitness-irma-erinda/
Comments